Jumat, 21 Oktober 2016

DARI TIMUR INDONESIA BANGKIT


Mendidik adalah tugas dari orang terdidik, kita ketahui bahwa tingkat pendidikan yang ada di perkotaan tidak sebanding dengan yang ada di pedesaan. Sarana, prasarana dan informasi yang up to date adalah faktor utama pendidikan kita mengalami kesenjangan. Sebagai mahasiswa yang kuliah mengambil jurusan pendidikan tentunya tidak berdiam diri melihat kondisi pendidikan kita. Peran pemerintah sangat luar biasa untuk membangun Indonesia khususnya di bidang pendidikan. Akan tetapi tanpa  peran dari berbagai kalangan dan kolaborasi dengan pemerintah mustahil pembangunan akan bisa terealisasi. Kami dari mahasiswa tergerak hatinya untuk bisa menjadi jembatan bagi adik-adik yang ada di kepulauan khususnya di daerah saya yaitu Pulau Liukang Loe Desa Bira Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Jarak dari Makassar ke Bulukumba kota sekitar 4 jam, dari Bulukumba kota ke Pulau Liukang  kita bisa tempuh dengan angkutan umum ke Bira sekitar 1 jam, dari Bira kita menyeberang menggunakan perahu tradisional sekitar 30 menit untuk bisa sampai ke Pulau Liukang Loe.
NONTON YOUTUBE
PERSIAPAN OSK

 
GROUP KAMI
BELAJAR MS WORD
 Yang kami lakukan meliputi pendidikan, konservasi dan pemberdayaan.Dimana kami membuat Rumah Baca Harapan Pulau Liukang. Tujuan kami untuk bisa memaksimalkan peran sekolah. Dalam bidang pendidikan, kami menjadi kakak asuh sebagai mentoring untuk mewujudkan cita-cita mereka dan apa yang kami dapatkan di kampus itu yang bisa kami bagikan ke adik-adik. Salah satu contohnya dalam bidang digital literacy. Memperkenalkan adik-adik komputer, dan internet membuat adik-adik semakin terpacu untuk terus belajar meskipun fasilitas yang kami miliki terbatas. Listrik disana sehari Cuma 4 jam (18.00-22.00) dan sinyal internet yang bagus cuma yaitu Telkomsel.  Komitmen telkomsel untuk membangun negeri patut diacungi jempol ditengah-tengah provider yang lain berkompetisi untuk menyediakan layanan internet murah. Semuanya itu cuma bisa dinikmati oleh orang-orang perkotaan. Disana kami bisa surfing internet untuk mencari info-info terkini khususnya dalam bidang Pendidikan dan mendownload bahan-bahan ajar sebelum menyeberang ke Pulau Liukang.. Keterbatasan sarana   tidak menyurutkan niat kami untuk bisa berbagi dengan adik-adik. Kebahagian tersendiri  ketika melihat dahi mereka berkerut ketika saya membuka laptop di tas kemudian menghampiri saya  dan menanyakan benda yang saya keluarkan. Laptop adalah barang asing bagi mereka karena aktivitas mereka sehari-hari memancing dan bermain dengan teman-temannya.  Tersirat di benak kami bahwa mereka juga pantas untuk menikmati ilmu teknologi yang selama ini masih jarang mereka gunakan. Langkah awal kami memperkenalkan software dan hardware dan menyuruh mereka untuk menulis biodata mereka menggunakan MS Word. Tangan mereka kaku, takut mencet tombol keyboard dan saling tatap-tatapan dikala ingin menyentuh laptop sambil tersipu malu. Ketika menyuruh menulis biodata ada beberapa anak yang tidak mengetahui tanggal lahir mereka, saya langsung menyuruh untuk pulang ke rumahnya untuk menanyakan kepada orang tuanya kapan dia dilahirkan, akan tetapi, orang tuanya juga tidak mengetahui kapan anaknya dilahirkan dan orang tuanya bilang anaknya seumuran dengan pohon kelapa yang ada di depan rumah. Selain itu kami juga memberikan story telling (kisah-kisah nabi) dengan gadget sebagai bekal untuk masa depannya ditengah-tengah westernisasi yang masuk di Indonesia. Kami juga terbantu dengan penggunaan gadget sebagai media untuk menyampaikan cerita-cerita yang sifatnya edukatif ditambah respon mereka sangat luar biasa karena anak pantai bawaannya aktif, selama ada hal-hal baru dia lihat membuat mereka diam.
Kami juga membimbing adik-adik dalam persiapan olimpiade sains yang dilaksanakan oleh kuark, ini tahun ketiga kami membimbing adik-adik untuk berpartisipasi dalam olimpiade ini. Pencapain yang tertinggi adik-adik mampu lolos sampai ke semifinal. Tahun pertama sebanyak 6 orang yang lolos ke semifinal dan tahun ini yang lolos sebanyak 5 orang. Semuanya bisa kami capai karena kerja keras dari para volunteer dan keseriusan dari adik-adik. Didalam persiapan tersebut ketika ada soal-soal yang kurang dimengerti dan butuh penjelasan secara detail materi tentang olimpiade sains kuark dengan membuka Google chrome. Google chrome sangat membantu kami karena kami bukanlah pembimbing yang ahli di bidang sains, kami hanya menjadi mentor untuk mewujudkan cita-cita mereka. Sesekali kami candai mereka dengan memperkenalkan media sosial (FB, Twitter) dengan tidak mempunyai akun tersebut mereka kampungan, sebelumnya mereka mengetahui facebook  karena mereka mendapatkan informasi dari teman dan keluarga mereka yang merantau.  Disaat kami berada di Makassar untuk kuliah, komunikasi kami tidak berhenti, kami mempunyai group sms telkomsel yaitu *500*8118#, disitu kami berdiskusi dikala mereka mempunyai tugas. Umumnya mereka bertanya tugas bahasa inggris mereka.

 Harapan kami adalah supaya pulau ini menjadi pulau percontohan sebagai penduduk yang tidak melek teknologi dan setiap pulau di Indonesia mempunyai jaringan internet yang kencang, menurut saya ini adalah salah satu faktor utama pendidik tidak betah tinggal di kepulauan karena jaringan internet yang lelet dan bahkan tidak ada sekalipun. Menjadikan setiap pulau terhubung dengan pulau yang lain di Indonesia dengan  internet menjadikan semua akses dalam segala bidang menjadi lebih mudah untuk di akses dan menjadikan solusi dikala ketimpangan informasi yang selama ini kita alami. Sebuah langkah kami untuk membuat indonesia yang lebih baik. Dari Liukang untuk Indonesia, together we can make  Indonesia better..#IndonesiaMakinDigital

1 komentar: