Mendidik adalah tugas dari orang
terdidik, kita ketahui bahwa tingkat pendidikan yang ada di perkotaan tidak
sebanding dengan yang ada di pedesaan. Sarana, prasarana dan informasi yang up
to date adalah faktor utama pendidikan kita mengalami kesenjangan. Sebagai
mahasiswa yang kuliah mengambil jurusan pendidikan tentunya tidak berdiam diri melihat
kondisi pendidikan kita. Peran pemerintah sangat luar biasa untuk membangun
Indonesia khususnya di bidang pendidikan. Akan tetapi tanpa peran dari berbagai kalangan dan kolaborasi dengan
pemerintah mustahil pembangunan akan bisa terealisasi. Kami dari mahasiswa
tergerak hatinya untuk bisa menjadi jembatan bagi adik-adik yang ada di
kepulauan khususnya di daerah saya yaitu Pulau Liukang Loe Desa Bira Kecamatan Bontobahari
Kabupaten Bulukumba. Jarak dari
Makassar ke Bulukumba kota sekitar 4 jam, dari Bulukumba kota ke Pulau
Liukang kita bisa tempuh dengan angkutan
umum ke Bira sekitar 1 jam, dari Bira kita menyeberang menggunakan perahu
tradisional sekitar 30 menit untuk bisa sampai ke Pulau Liukang Loe.
|
NONTON YOUTUBE |
|
PERSIAPAN OSK |
|
GROUP KAMI |
|
BELAJAR MS WORD |
Yang kami
lakukan meliputi pendidikan, konservasi dan pemberdayaan.Dimana kami membuat Rumah
Baca Harapan Pulau Liukang. Tujuan kami untuk bisa memaksimalkan peran sekolah.
Dalam bidang pendidikan, kami menjadi
kakak asuh sebagai mentoring untuk mewujudkan cita-cita mereka dan apa yang kami dapatkan di kampus itu
yang bisa kami bagikan ke adik-adik. Salah satu contohnya dalam bidang digital
literacy. Memperkenalkan adik-adik komputer, dan internet membuat adik-adik
semakin terpacu untuk terus belajar meskipun fasilitas yang kami miliki
terbatas. Listrik disana sehari Cuma 4 jam (18.00-22.00) dan sinyal internet yang bagus cuma yaitu Telkomsel. Komitmen telkomsel untuk membangun
negeri patut diacungi jempol ditengah-tengah provider yang lain berkompetisi
untuk menyediakan layanan internet murah. Semuanya itu cuma bisa dinikmati oleh
orang-orang perkotaan. Disana kami bisa surfing internet untuk mencari
info-info terkini khususnya dalam bidang Pendidikan dan mendownload bahan-bahan
ajar sebelum menyeberang ke Pulau Liukang.. Keterbatasan sarana tidak menyurutkan niat kami untuk bisa berbagi
dengan adik-adik. Kebahagian tersendiri
ketika melihat dahi mereka berkerut ketika saya membuka laptop di tas
kemudian menghampiri saya dan menanyakan
benda yang saya keluarkan. Laptop adalah barang asing bagi mereka karena
aktivitas mereka sehari-hari memancing dan bermain dengan teman-temannya. Tersirat di benak kami bahwa mereka juga
pantas untuk menikmati ilmu teknologi yang selama ini masih jarang mereka
gunakan. Langkah awal kami memperkenalkan software dan
hardware dan menyuruh mereka untuk menulis biodata mereka menggunakan MS Word.
Tangan mereka kaku, takut mencet tombol keyboard dan saling tatap-tatapan dikala
ingin menyentuh laptop sambil tersipu malu. Ketika menyuruh menulis biodata ada
beberapa anak yang tidak mengetahui tanggal lahir mereka, saya langsung
menyuruh untuk pulang ke rumahnya untuk menanyakan kepada orang tuanya kapan
dia dilahirkan, akan tetapi, orang tuanya juga tidak mengetahui kapan anaknya
dilahirkan dan orang tuanya bilang anaknya seumuran dengan pohon kelapa yang
ada di depan rumah. Selain itu kami juga memberikan story telling (kisah-kisah
nabi) dengan gadget sebagai bekal untuk masa depannya ditengah-tengah
westernisasi yang masuk di Indonesia. Kami juga terbantu dengan penggunaan
gadget sebagai media untuk menyampaikan cerita-cerita yang sifatnya edukatif
ditambah respon mereka sangat luar biasa karena anak pantai bawaannya aktif, selama
ada hal-hal baru dia lihat membuat mereka diam.
Kami juga membimbing adik-adik dalam
persiapan olimpiade sains yang dilaksanakan oleh kuark, ini tahun ketiga kami membimbing adik-adik untuk berpartisipasi
dalam olimpiade ini. Pencapain yang tertinggi adik-adik mampu lolos sampai ke
semifinal. Tahun pertama sebanyak 6 orang yang lolos ke semifinal dan tahun ini
yang lolos sebanyak 5 orang. Semuanya bisa kami capai karena kerja keras dari
para volunteer dan keseriusan dari adik-adik. Didalam persiapan tersebut ketika ada soal-soal yang kurang
dimengerti dan butuh penjelasan secara detail materi tentang olimpiade sains
kuark dengan membuka Google chrome. Google chrome sangat membantu kami karena kami
bukanlah pembimbing yang ahli di bidang sains, kami hanya menjadi mentor untuk
mewujudkan cita-cita mereka. Sesekali kami candai mereka dengan memperkenalkan
media sosial (FB, Twitter) dengan tidak mempunyai akun tersebut mereka
kampungan, sebelumnya mereka mengetahui facebook karena
mereka mendapatkan informasi dari teman dan keluarga mereka yang merantau. Disaat kami berada di Makassar untuk
kuliah, komunikasi kami tidak berhenti, kami mempunyai group sms telkomsel
yaitu *500*8118#, disitu kami berdiskusi dikala mereka mempunyai tugas. Umumnya
mereka bertanya tugas bahasa inggris mereka.
Harapan
kami adalah supaya pulau ini menjadi pulau percontohan sebagai penduduk yang
tidak melek teknologi dan setiap pulau di Indonesia mempunyai jaringan internet
yang kencang, menurut saya ini adalah salah satu faktor utama pendidik tidak
betah tinggal di kepulauan karena jaringan internet yang lelet dan bahkan tidak
ada sekalipun. Menjadikan setiap pulau terhubung dengan pulau yang lain di Indonesia
dengan internet menjadikan semua akses
dalam segala bidang menjadi lebih mudah untuk di akses dan menjadikan solusi
dikala ketimpangan informasi yang selama ini kita alami. Sebuah langkah kami
untuk membuat indonesia yang lebih baik. Dari Liukang untuk Indonesia, together
we can make Indonesia better..#IndonesiaMakinDigital
👍👍
BalasHapus