Selasa, 06 Mei 2014

RUMAH BACA LIUKANG LOE


Pulau Liukang adalah salah satu nama dusun di Desa Bira. Lokasinya tepat di depan pantai kapongkolang Bira. Pulau yang memiliki penduduk sekitar 300 KK pada umumnya memilih untuk menghabiskan waktunya di laut. Pulau dengan sejuta keindahan, hamparan pasir putihnya, membuat banyak pengunjung dari tanjung bira penasaran melihat kondisi alam yang masih natural. Kata Hendryadi .”Liukang is hidden paradise” Liukang adalah salah satu pulau di Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Banyaknya biota laut membuat wisatawan dari dalam dan luar negeri yang mengunjungi liukang mengaku masih ingin kembali untuk liburan disana. Destinasi wisata alam disana tidak membuat sumber daya manusia yang ada disana ikut maju, mayoritas penduduk disana pendidikan terakhirnya adalah sekolah dasar, bahkan ada anak yang putus sekolah karena masalah ekonomi. Kami sebagai pemuda yang ada di bira merasa tersentuh untuk memajukan pendidikan disana karena kami masih dalam satu ikatan tatanan administrasi desa, yaitu desa bira. Pendidikan di Bira dan liukang beda 180 derajat. Hampir setiap minggu anak-anak di bira mengikuti pelatihan pengembangan diri yang dilakukan para guru di bira, sedangkan di liukang wallahu alam. Meskipun anak-anak di liukang ke sekolah sesuai dengan kalender pendidikan namun bersyukur lah dalam satu minggu proses belajar mengajarnya terpenuhi . Karena paling lama PBM itu 3 hari. Faktor utamanya adalah  transportasi yang masih kurang karena gurunya bukan masyarakat asli liukang dan kondisi cuaca.
Sebelum Launching
Merealisasikan program dari sahabat pulau untuk membangun rumah baca harapan itu tidak mudah, pasalnya jauh sebelum launching harus dilakukan check lokasi supaya kita dapat mengetahui kondisi social masyarakat disana dan seberapa penting pendidikan menurut masyarakat disana. Pada sore hari itu, (hari n tanggal nya lupa) kami (Rian Juniardi, A. Amrial Fitrawan, A. Risfan, AL Ikhwan Manurung) dan teman teman sahabat pulau (Hendryadi, Budiaman Sukma) melakukan pertemuan singkat di warkop cappo talasalapang guna membahas survey di liukang. Dan hasilnya alhamdulilah tereleasasi membangun rumah baca harapan. Tibalah saatnya yang di tunggu-tunggu, pada tanggal 19 Desember 2013 ketika kak hendryadi baru tiba di Makassar untuk launching rubah liukang dan pada malam itu juga kami melakukan pertemuan antara kami (KPMB) dan sahabat pulau. Meskipun pada malam itu hujan deras ditambah dengan angin kencang tidak membuat pertemuan kami batal.
Launching Rumah Baca Harapan Liukang
Tanggal 29 – 30 Desember hari yang begitu bersejarah di bidang pendidikan untuk pulau liukang. Kepala dusun yang begitu fanatik akan pendidikan menyambut  kami dengan baik, pak dusun yang selalu berorasi ketika ada pertemuan tingkat desa maupun tingkat nasional yang mengeluhkan masalah pendidikan di kampungnya itu harus di perhatikan tampaknya bisa bernafas lega, pasalnya kami (KPMB dan Sahabat Pulau) ingin merealisasikan keluhan tersebut dengan membangun rumah baca harapan dan program sahabat pulau lainnya. Pada sabtu sore tanggal 29 rencana kami menyeberang ke pulau batal karena cuaca yang begitu buruk. Adapun rencana kami di pulau seandainya kami jadi menyeberang yaitu nonton film pendidikan dan sharing-sharing dengan masyarakat disana tentang masalah pendidikan. Dan kegiatan kami alihkan ke desa bira dimana kami sharing-sharing dengan pemudanya. Malam itu kami tutup jalan, meskipun Cuma jalan lorong yang kami tutup tetapi kami mendapat perhatian dari warga setempat. Di tempat itu kami menyampaikan keluh kesan selama kami menempuh pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai sekarang. Setelah sharing-sharing, kami langsung bergegas ke rumah Rahmat, disana kami menyiapkan hal-hal yang mau di bawa ke liukang. Ada yang membungkus hadiah, mencatat nama-nama yang ke liukang , membaca buku, dan ada yang sibuk online.
Hari Minggu pagi tepatnya tanggal 30 Desember 2013 kami bergegas ke liukang, cuaca hari itu  sangat bersahabat,padahal akhir-akhir ini cuaca tidak bersahabat. meskipun perwakilan dari sahabat pulau Cuma 2 orang yaitu Hendryadi dan Deni. Tetapi kami dari pemuda bira yang ke liukang cukup banyak. Teman-teman yang ke liukang yaitu Rahmat, Risfan, Jeri, Aming, Dian, Haedir, Heri, Iwan, Yayat, Ari, Esfan, Bayu, dan Ippang. Kami ke Liukang menggunakan jasa jollo-jolloro (perahu kecil yang dilengkapi dengan mesin), diperjalanan kami melihat banyak anak-anak yang memancing bersama teman-temannya. Sungguh kebersamaan yang membuat kami sedikit iri. Perahu kami terus berjalan kami menempuh perjalanan dari Bira menuju pulau liukang kurang lebih 30 menit, dan masyarakat disana merespon kami dengan sangat baik. Pertama kali yang kami lakukan setalah sampai disana mencari rumah kepala dusun bahwa kami akan melakukan launching rumah baca di tempatnya dan syukurlah kami tidak kesulitan mencari rumahnya Karena kebetulan istri kepala dusun satu kapal dengan kami. Setelah itu kami dengan teman-teman KPMB melakukan brifing untuk membagi tugas masing-masing. Ada yang ke pergi mengumpulkan anak-anak, ke rumah ibu anti (guru disana) dan ada yang pasang spanduk. Kegiatan disana selain launching yaitu permainan tradisional galah asin, tarik tambang dan sahabat pintar. Pada saat launching yang memberikan sambutan yaitu Rahmat (KPMB), Hendryadi (Sahabat Pulau), Ibu Anti (Guru) dan Pak Bahtiar (Tokoh Masyarakat). Banyak orang tua yang datang menyaksikan anak-anaknya bertanding dan ikut memeriahkan pada saat launching

Tidak ada komentar:

Posting Komentar