Pulau
Liukang adalah salah satu nama dusun di Desa
Bira. Lokasinya tepat di depan pantai kapongkolang Bira. Pulau yang
memiliki penduduk sekitar 300 KK pada umumnya memilih untuk menghabiskan
waktunya di laut. Pulau dengan sejuta keindahan, hamparan pasir
putihnya,
membuat banyak pengunjung dari tanjung bira penasaran melihat kondisi
alam yang masih natural. Kata Hendryadi .”Liukang is hidden paradise”
Liukang adalah salah satu pulau di Indonesia yang memiliki kekayaan
alam yang sangat melimpah. Banyaknya biota laut membuat wisatawan dari
dalam dan luar negeri yang mengunjungi liukang mengaku masih ingin
kembali
untuk liburan disana. Destinasi wisata alam disana tidak membuat sumber
daya manusia yang ada disana ikut maju, mayoritas penduduk disana
pendidikan
terakhirnya adalah sekolah dasar, bahkan ada anak yang putus sekolah
karena masalah ekonomi. Kami sebagai pemuda yang ada di bira merasa
tersentuh untuk memajukan pendidikan disana karena kami masih dalam
satu ikatan tatanan administrasi desa, yaitu desa bira. Pendidikan di
Bira dan liukang beda 180 derajat. Hampir setiap minggu anak-anak di
bira mengikuti pelatihan pengembangan diri yang dilakukan para guru
di bira, sedangkan di liukang wallahu alam. Meskipun anak-anak di
liukang
ke sekolah sesuai dengan kalender pendidikan namun bersyukur lah dalam
satu minggu proses belajar mengajarnya terpenuhi . Karena paling lama
PBM itu 3 hari. Faktor utamanya adalah transportasi yang masih
kurang karena gurunya bukan masyarakat asli liukang dan kondisi cuaca.
Sebelum Launching
Merealisasikan
program dari sahabat pulau untuk membangun
rumah baca harapan itu tidak mudah, pasalnya jauh sebelum launching
harus dilakukan check lokasi supaya kita dapat mengetahui kondisi social
masyarakat disana dan seberapa penting pendidikan menurut masyarakat
disana. Pada sore hari itu, (hari n tanggal nya lupa) kami (Rian
Juniardi,
A. Amrial Fitrawan, A. Risfan, AL Ikhwan Manurung) dan teman teman
sahabat
pulau (Hendryadi, Budiaman Sukma) melakukan pertemuan singkat di warkop
cappo talasalapang guna membahas survey di liukang. Dan hasilnya
alhamdulilah
tereleasasi membangun rumah baca harapan. Tibalah saatnya yang di
tunggu-tunggu,
pada tanggal 19 Desember 2013 ketika kak hendryadi baru tiba di Makassar
untuk launching rubah liukang dan pada malam itu juga kami melakukan
pertemuan antara kami (KPMB) dan sahabat pulau. Meskipun pada malam
itu hujan deras ditambah dengan angin kencang tidak membuat pertemuan
kami batal.
Launching Rumah Baca Harapan Liukang
Tanggal
29 – 30 Desember hari yang begitu bersejarah
di bidang pendidikan untuk pulau liukang. Kepala dusun yang begitu
fanatik
akan pendidikan menyambut kami dengan baik, pak dusun yang selalu
berorasi ketika ada pertemuan tingkat desa maupun tingkat nasional yang
mengeluhkan masalah pendidikan di kampungnya itu harus di perhatikan
tampaknya bisa bernafas lega, pasalnya kami (KPMB dan Sahabat Pulau)
ingin merealisasikan keluhan tersebut dengan membangun rumah baca
harapan
dan program sahabat pulau lainnya. Pada sabtu sore tanggal 29 rencana
kami menyeberang ke pulau batal karena cuaca yang begitu buruk. Adapun
rencana kami di pulau seandainya kami jadi menyeberang yaitu nonton
film pendidikan dan sharing-sharing dengan masyarakat disana tentang
masalah pendidikan. Dan kegiatan kami alihkan ke desa bira dimana kami
sharing-sharing dengan pemudanya. Malam itu kami tutup jalan, meskipun
Cuma jalan lorong yang kami tutup tetapi kami mendapat perhatian dari
warga setempat. Di tempat itu kami menyampaikan keluh kesan selama kami
menempuh pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai sekarang. Setelah
sharing-sharing, kami langsung bergegas ke rumah Rahmat, disana kami
menyiapkan hal-hal yang mau di bawa ke liukang. Ada yang membungkus
hadiah, mencatat nama-nama yang ke liukang , membaca buku, dan ada yang
sibuk online.
Hari
Minggu pagi tepatnya tanggal 30 Desember 2013
kami bergegas ke liukang, cuaca hari itu sangat bersahabat,padahal
akhir-akhir ini cuaca tidak bersahabat. meskipun perwakilan dari sahabat
pulau Cuma 2 orang yaitu Hendryadi dan Deni. Tetapi kami dari pemuda
bira yang ke liukang cukup banyak. Teman-teman yang ke liukang yaitu
Rahmat, Risfan, Jeri, Aming, Dian, Haedir, Heri, Iwan, Yayat, Ari,
Esfan,
Bayu, dan Ippang. Kami ke Liukang menggunakan jasa jollo-jolloro (perahu
kecil yang dilengkapi dengan mesin), diperjalanan kami melihat banyak
anak-anak yang memancing bersama teman-temannya. Sungguh kebersamaan
yang membuat kami sedikit iri. Perahu kami terus berjalan kami menempuh
perjalanan dari Bira menuju pulau liukang kurang lebih 30 menit, dan
masyarakat disana merespon kami dengan sangat baik. Pertama kali yang
kami lakukan setalah sampai disana mencari rumah kepala dusun bahwa
kami akan melakukan launching rumah baca di tempatnya dan syukurlah
kami tidak kesulitan mencari rumahnya Karena kebetulan istri kepala
dusun satu kapal dengan kami. Setelah itu kami dengan teman-teman KPMB
melakukan brifing untuk membagi tugas masing-masing. Ada yang ke pergi
mengumpulkan anak-anak, ke rumah ibu anti (guru disana) dan ada yang
pasang spanduk. Kegiatan disana selain launching yaitu permainan
tradisional
galah asin, tarik tambang dan sahabat pintar. Pada saat launching yang
memberikan sambutan yaitu Rahmat (KPMB), Hendryadi (Sahabat Pulau),
Ibu Anti (Guru) dan Pak Bahtiar (Tokoh Masyarakat). Banyak orang tua
yang datang menyaksikan anak-anaknya bertanding dan ikut memeriahkan
pada saat launching
Tidak ada komentar:
Posting Komentar